JURNALINDONESIAUPDATE – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meresmikan Lembur Katumbiri, sebuah kawasan wisata tematik yang terletak di RW 12 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Destinasi ini hadir sebagai simbol pariwisata berbasis masyarakat dengan semangat kolaborasi dan seni yang hidup.
Lembur Katumbiri bukan sekadar tempat yang penuh warna. Ia adalah kisah yang dituturkan melalui mural, kreativitas warga, dan jejak budaya yang berpadu dalam satu ruang publik yang memesona.
“Bandung harus punya cerita. Jangan sampai jadi kota yang hanya dilewati tanpa meninggalkan kesan,” ujar Farhan. Ia menekankan bahwa pembangunan kota kini tak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada kekuatan seni, budaya, dan partisipasi warga.
Melalui program “Bandung Punya Cerita” yang akan diluncurkan Agustus mendatang hingga Hari Jadi Kota Bandung pada September, Pemkot mendorong dokumentasi sejarah, mural naratif, dan cerita rakyat sebagai bagian dari wajah baru kota.
Nama Lembur Katumbiri sendiri memiliki makna mendalam. “Katumbiri” dalam bahasa Sunda berarti pelangi. Warga memilih nama ini untuk menggantikan “Kampung Pelangi 200” yang sempat viral di 2020. Kini, kawasan ini direvitalisasi, mengecat ulang 347 rumah dengan 504 galon cat senilai Rp190 juta, melibatkan 150 personel lapangan.
Kawasan ini juga mempersembahkan pemandangan ‘mata elang’ dari ketinggian, mural unik karya seniman lokal Kapten John, konservasi ikan endemik, urban farming, hingga pasar mingguan—hasil kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).