Tidak hanya jazz, festival ini juga menampilkan genre lain seperti pop, soul, funk, hingga hip-hop. Konsep lintas genre ini menjadikan TPJF sebagai festival yang inklusif dan relevan bagi generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya jazz.
Line-up: Dari Afgan Hingga Barry Likumahuwa
Deretan musisi papan atas siap tampil di TPJF 2025. Nama-nama populer seperti Afgan, HIVI!, Reality Club, Iwa K, dan Ziva Magnolya akan berbagi panggung dengan maestro jazz nasional: Barry Likumahuwa & The Rhythm Service feat. Trie Utami, Bandung Jazz Orchestra, Dwiki Dharmawan feat. Rimar Callista, hingga The Sister yang beranggotakan Dewi Lestari, Arina, dan Imelda Rosalin.
Tak ketinggalan, musisi internasional seperti Kinematics dari Jepang akan menambah warna global, menjadikan TPJF sebagai perayaan musik yang mendunia.
Selain konser, TPJF juga menghadirkan program unggulan yang sarat makna. Tahun ini, ada Tribute to Legendary Musicians untuk mengenang Utha Likumahuwa. Festival juga akan menganugerahkan TPJF Lifetime Achievement Award kepada mendiang Harie Roesli, sosok penting dalam perkembangan musik Indonesia.
Bagi musisi muda, tersedia Beyond the Notes – Jazz Masterclass & Workshop yang membuka ruang belajar langsung dari para maestro.
Salah satu daya tarik utama adalah Pasar Jazz, bazar kreatif yang menggabungkan musik, seni, dan kuliner. Menghadirkan puluhan tenant pilihan, Pasar Jazz menjadi ruang inklusif bagi komunitas kreatif, pelaku UMKM, hingga wisatawan.
“Pasar Jazz adalah ruang inklusif yang kami hadirkan agar siapa pun bisa merasakan atmosfer The Papandayan Jazz Fest, meskipun tanpa memiliki tiket konser. Kami ingin menjadikan festival ini tidak hanya untuk penikmat musik jazz, tetapi juga bagi masyarakat luas yang ingin menikmati seni, kuliner, dan kreativitas Bandung. Dengan akses gratis, Pasar Jazz diharapkan dapat menjadi titik temu komunitas, keluarga, dan wisatawan yang ingin merasakan energi festival dalam suasana yang santai dan terbuka,” ujar Tyagita R Hermawan, Event Director TP Jazz Management.
