“Di dalam pemerintahan daerah itu tidak ada istilah oposisi. Karenanya saya sangat berterima kasih kepada para pasangan calon lainnya yang menunjukkan kedewasaan berpikir dan semangat bersama untuk membangun Jawa Barat. Meskipun mandat kepemimpinan jatuh kepada kami, saya yakin semangat kolaborasi ini akan terus berlanjut,” ungkap Dedi.
Terkait kemungkinan penundaan pelantikan, Dedi mengaku tidak mempermasalahkannya. Namun, ia memahami kegelisahan masyarakat yang menginginkan pemerintahan baru segera bekerja. “Warga sering bertanya kapan saya bisa mulai mengambil kebijakan. Untuk saat ini, saya hanya bisa mendengarkan dan memberikan masukan secara personal,” ujar Dedi.
BACA JUGA: Perhatikan Aspirasi dan Kesejahteraan Pekerja, Jabar Tetapkan UMSK 2025
Dukungan Partai Pengusung dan Hasil Rekapitulasi
Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, PSI, PAN, Buruh, PBB, Gelora, dan Perindo. Hasil rekapitulasi menunjukkan keunggulan signifikan dibandingkan pasangan lainnya. Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie di posisi kedua meraih 4.267.612 suara, disusul Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina dengan 2.204.452 suara, serta Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dengan 2.116.017 suara.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menegaskan bahwa keputusan final mengenai pelantikan berada di tangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). “Kami akan mengikuti arahan Kemendagri untuk proses pelantikan selanjutnya,” kata Bey.
