“Masuk dalam data penerima bukan berarti tidak berdaya. Ini adalah bentuk dukungan agar warga bisa bangkit dan mengejar kesejahteraan yang merata,” ujarnya.
Dengan estimasi harga beras sekitar Rp12.800 per kilogram, total nilai bantuan untuk dua bulan ini diperkirakan hampir Rp260.000 per keluarga. Farhan berharap, bantuan ini dapat menjadi penyangga sementara untuk kebutuhan pokok warga dan turut membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Bandung.
“Kita doakan semoga bantuan ini membawa keberkahan, tidak hanya bagi rumah tangga penerima, tetapi juga bagi Kota Bandung secara keseluruhan,” tambahnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menambahkan bahwa distribusi bantuan ini ditargetkan selesai paling lambat 30 Juli 2025. Proses distribusi dilakukan secara bertahap dan menyeluruh di setiap kelurahan, dengan pendampingan dari petugas lapangan.
Ia menyampaikan bahwa jika dalam pendistribusian ditemukan penerima bantuan yang tidak sesuai, pindah alamat, atau sudah meninggal dunia, maka bantuan tersebut dapat dialihkan melalui musyawarah kelurahan.
“Musyawarah kelurahan bisa menentukan siapa yang paling layak menerima, terutama mereka yang belum pernah menerima bantuan seperti PKH atau BPNT,” jelas Gin Gin.
Ia juga memastikan bahwa seluruh proses penyaluran dilakukan dengan tertib, transparan, dan tepat sasaran. Pihaknya bekerja sama dengan RT, RW, serta petugas kelurahan untuk menghindari tumpang tindih data dan memastikan seluruh bantuan sampai kepada yang benar-benar membutuhkan.
